Pada pribadi-pribadi yang mengalami tekanan mental, menulis adalah salah satu jalan keluar dari kejumudan berpikir. Demikianlah Biyan (Laudya Chintya Bella) melumerkan kejumudan pikiran dan jiwanya dalam film buku garapan Hanny R saputra bertajuk Virgin:Ketika Keperawanan Dipertanyakan (2004).
Dengan menulis catatan harian, Biyan menemukan jalan mencurahkan uneg-uneg batin dan pikiran atas ruwetnya lingkup kehidupannya. Keluarga yang tak utuh, persahabatan yang ironis, dan percintaan yang penuh persaingan tak sehat.
Terlalu pahit bagi remaja seusia Biyan yang masih duduk di bangku Sekolah Menengah Atas untuk menerima kenyataan papanya bercinta dengan perempuan lain di rumahnya sendiri ketika mamanya (Henidar Amroe) dalam kondisi depresi. Jalan yang dipilihnya adalah kabur dari rumah. Tempat paling nyaman baginya adalah perpustakaan sekolah. Bermodal kedekatannya dengan Pak Amin penjaga sekolah, ia dapat menginap disana. Di perpustakaan itulah Biyan menghabiskan malam-malam diantara buku-buku dengan menulis catatan harian.
Kebiasaan Biyan menulis menjadikannya demikian mencintai pelajaran sastra di sekolah. Gurunya (Ayu Azhari) mengajarkan sastra dengan gaya dramatika yang mempesona. Cukup gaul untuk ukuran anak-anak di sekolahnya yang cenderung hedonis. Sayang, kenikmatan pelajaran ini mesti sesekali buyar kerana pertengkarannya dengan Luna si dominan di kelas. Luna mencuri cerpennya dan membacakannya di depan kelas.
Luna adalah sosok yang menggunakan segala cara untuk mendapatkan apa yang menjadi keinginannya. Seperti saat ia mencuri peran dalam sebuah casting film yang juga diincar oleh sahabatnya, Stella (Ardina Rasti). Luna menggunakan cara yang tidak semestinya dengan memacari produser film. Sementara Biyan telah bersusah payah melatih Stella yang awalnya tak bisa akting hingga mampu memainkan perannya dengan baik. Sebenarnya sutradara (Ale Sihasale) telah memilih Biyan sebagai pemeran utama. Perkenalannya pada sastra menjadikan Biyan mampu memahami naskah dan menghayati peran. Namun karena tak mau mengecewakan sahabatnya, Biyan tak menandatangani kontrak.
Persahabatan adalah hal penting bagi Biyan. Ketika pelajaran sastra berlangsung, ia rela keluar kelas karena sahabatnya Katty (Anggie) menangis di toilet. Ternyata Katty sedang terlambat datang bulan. Sahabatnya ini menjual keperawanannya pada seorang laki-laki tambun kaya raya di sebuah toilet. Katty melakukan ini untuk memenuhi keinginannya memiliki barang-barang dan kehidupan glamour seperti teman-temannya. Sebuah potret remaja jaman sekarang yang ironis. Tawa kebebasan Katty mengingatkan Biyan pada tawa genit perempuan nakal yang dikencani papanya. Tawa kesenangan yang membuat hati mamanya terluka. Luka yang tak bisa disembuhkan.
Keperawanan menjadi hal yang dijaga Biyan dengan sepenuh hati. Ia hanya ingin memberikannya pada pria yang tepat pada saat yang tepat. Kehilangan keperawanan adalah kehilangan harga diri perempuan. Namun sebuah kecerobohan membawanya pada dilema.
Saat Luna mengundang tiga sahabat itu ke pesta ulang tahun Merix (Mike Muliadro), Stella nekat meminjam mobil pada Si Cebol. Katty tak setuju karena laki-laki itu pernah menidurinya di dalam mobil dengan cara sadis. Biyan tak setuju karena itu terlalu berisiko, dan ia tahu Si cebol bukan sosok yang baik. Masalah datang ketika mobil itu tiba-tiba hilang. Mereka bertiga mesti menggantinya.
Dan cara mendapatkan uang pengganti itu benar-benar membuat Biyan bimbang. Katty dan Stella menjual diri. Berapa banyak laki-laki dikencani, tetap saja tak cukup. Hingga Katty hamil. Ia tak bisa diam melihat kedua sahabatnya pontang-panting mendapatkan uang. Apalagi mereka datang ke pesta itu karena Biyan memendam hasrat hati pada Merix. Tak ada pilihan lain, Biyan mesti rela menjual keperawanannya.
Transaksi dilakukan. Seorang laki-laki gagah yang misterius (Tio Pakusadewo) menunggunya disebuah hotel. Ini bukan pilihan yang mudah. Di Perpustakaan Biyan menangis semalaman sambil menulis catatan harian. Pak Amin mendapatinya sedang tersedu. Ketika membaca catatan harian Biyan, Pak Amin berkata,”Tulisannya bagus, Non. Kenapa tidak dijadikan novel saja?”.
Keesokan harinya, hadapan laki-laki yang dipanggilnya Om itu Biyan terduduk mengatakan ketidaksanggupannya merelakan keperawanannya. Ia tak ingin seperti perempuan nakal yang sering dikencani Papanya. Ia kemudian menunjukkan draft novelnya pada Si Om. Kisah gadis umur 16 tahun yang berusaha mempertahankan keperawanan di tengah dunia gaul yang sudah tidak menghargai keperawanan. Cerita itu belum selesai. Akhir cerita bergantung pada Si Om.
Sebuah keyakinan yang dipegang teguh akan menemukan muaranya. Biyan mendapatkan cek 50 juta untuk menambah tebusan mobil. Dan novelnya pun terbit. Ia telah menjadi penulis. Dan ia tetap perawan. (Diana AV Sasa)
Judul : Virgin 1:Ketika Keperawanan Dipertanyakan
Sutradara : Hanny R. Saputra
Pemain : Laudya Cintya Bella, Ardina Rasti, Angie Mike Muliadro,Unique Priscilla,Tio Pakusadewo,Henidar Amroe
Uli Auliani, Ari SihasaleGenre : Drama
Rilis : 2004 (Indonesia)
Produksi : STARVISION plus
Durasi : 114 menit
mantap banget… kapan ya di luncurkan lagi di layar televisi
@Koto: gimana Pujangga, mau jual diri?
whaat??? di pilem2 nasip penulis novel kereen sekali ya. gak sama kayak kehidupan sesungguhnya. Hiks!